Rabu, Januari 27, 2010

Bupati-Calon Bupati Nyaris Adu Jotos

  Setelah Pendukung Dua Kandidat Bupati Pangkep Berkelahi    * Jelang Pilkada, Suhu Politik di Pangkep Mulai Memanas     * Polisi Mediasi Pihak yang Bertikai      * Kapolda Minta Kontestan Pilkada Jaga Suasana Kondusif

Makassar, Tribun - Bupati Pangkep Syafrudin Nur dan calon Bupati Pangkep Basi Amirullah dikabarkan nyaris adu jotos di rumah jabatan bupati di Pangkajene, Jumat (22/1) siang.

Insiden tersebut dipicu oleh perkelahian pendukung Syafrudin dan Baso yang sama-sama akan bersaing di pemilihan kepala daerah (pilkada), Juni mendatang. Syafrudin adalah calon incumbent sedangkan Baso adalah mantan Bupati Pankep di tahun 1990-an. Baso juga perwira tinggi TNI AD berpangkat brigadir jenderal yang kini bertugas di Jakarta Adu jotos antara Baso dengan Syafrudin bisa dicegah setelah Kapolres Pangkep AKBP Idil Tabransyah turun tangan dan mendamaikan keduanya. Di Makassar, Kapolda Sulselbar, Irjen Polisi Adang Rochjana, menyesalkan adanya bentrokan dua pendukung calon kepala daerah. "Seharusnya semua kandidat dan pendukungnya bisa menjaga diri dan tidak terpancing terlibat bentrokan. Para kontestan sebaiknya mengendalikan pendukungnya masing-masing," kata Adang saat ditemui di kediaman dinas kapolda di Jl Mappaoudang, tadi malam.

Dua Versi
Penyebab bentrokan dua kelompok kandidat bupati masih simpang siur dan beredar dalam dua versi. Kepala Bagian Humas Pemkab Pangkep, Abubakar, mengatakan, adu jotos tersebut berawal dari aksi balap yang dilakukan Ketua Tim Pemenangan Basmalah (Baso Amirullah), Nur Ahmad yang akrab disapa Haji Ammar, yang mengendarai mobilnya dengan kencang di sekitar Rujab Bupati Pangkep.
"Ketika itu sekitar pukul 14.00 wita, kami baru saja salat Jumat. Biasanya kami berkumpul di sana (rujab). Tiba-tiba Haji Ammar yang mengendarai mobil dengan kencang melintas dan nyaris menabrak Umar, salah seorang rekan kami," kata Abu.
Ia menambahkan, Umar selamat karena dengan cepat melompat ke tempat yang aman. Namun sandal umar putus. Tidak terima dengan perlakuan Ammar yang kabur dengan mobilnya, Umar langsung mengejar Ammar hingga ke rumahnya.
"Kami lalu mengejar Umar. Ternyata Umar sementara berkelahi dengan Nur. Kami pun melerai mereka," kata Abu.
Umar menjelaskan, rekannya yang datang ke rumah Ammar bukan untuk menyerbu melainkan melerai perkelahian itu. "Kami memang banyak karena memang sedang berkumpul usai salat Jumat," jelasnya..
Namun Nur Ahmad memberikan penjelasan lain. Usai melapor ke Polres Pangkep, Nur menuturkan kisahnya ke Tribun via telepon.
Nur membantah disebut nyaris menabrak sejumlah orang yang sedang berkumpul di depan rujab. "Kasi ketemu saya dengan Abu, siapa yang mau menabrak, saya tidak pernah balap-balap apalagi mau menabrak orang," ujar Nur.
Menurut Nur, sekitar pukul 15.00 dia sedang ber-SMS-an dengan Syafruddin tentang kasus-kasus Syafruddin di Pangkep. "Ketika itu saya akan menjawab SMS bupati, tiba-tiba pendukungnya dari rujab datang mengeroyok saya. Siapa yang tahu saya baku SMS dengan bupati selain bupati sendiri," kata Nur.
Akibat pengeroyokan itu, Nur mengakui pipinya lecet. Setelah dikeroyok ia langsung melaporkan hal itu ke Polres Pangkep. Sementara Abubakar mengatakan, Umar juga sudah melaporkan Nur ke polisi karena nyaris menabraknya.
Nur menjelaskan, pada beberapa hari lalu saat penyerahan DIPA di ruang pola kantor Bupati Pangkep, Syafruddin menyinggung Baso.
"Dia mengatakan, ada brigjen yang akan dibongkar kasusnya 10 tahun lalu. Dia juga sebut ada LSM yang selalu menyoroti korupsi sementara bapaknya hanya PNS dan mempunyai empang. Dari mana itu?," kata Nur menirukan bupati.
Ucapan Syafruddin itulah yang dia tanggapi dengan saling mengirim SMS. "Saya bilang ke bupati, Kalau memang saya yang Anda maksud, lapor saja ke polisi karena saya juga punya data untuk melapor Anda dengan KKN Anda selama ini," kata Nur lagi.
"Sementara ingin membalas SMS bupati, saya langsung dikeroyok anggotanya yang datang dari rumah jabatan," jelasnya.
Ditangi Polisi
Kapolres Pangkep, AKBP Idil Tabransyah, mengatakan, penganiayaan terhadap Nur sementara ditangani. "Korban adalah salah seorang pendukung salah seorang calon Bupati Pangkep, kami dari polres langsung melakukan antisipasi dengan mempertemukan dua pihak yang berseteru," kata Idil.
Idil mengaku sudah mempertemukan tiga kandidat bupati, Syafrudin Nur, Baso Amirullah, dan Syamsuddin Hamid Batara agar masalah ini tidak meluas.
"Kami minta semua kandidat menahan diri sekaligus mengimbau warga yang punya idola masing-masing jangan sampai saling menyinggung," katanya.
Polres Pangkep sudah mengantongi nama yang terlibat dalam pemukulan Nur. "Kami akan panggil secara baik-baik, kalau tidak datang, tentu kami jemput," ujarnya.
"Korban mengalami luka pada bagian muka, para pelaku bisa dijerat Pasal 351 dan 170 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun," tegas Idil.(cr7/axa/lim)

Memanas
Keributan antara pendukung dua calon bupati tersebut membuat warga di sekitar Rujab Bupati Pangkep geger. Warga khawatir aksi tersebut berkembang dan membuat suhu politik di Pangkep semakin memanas meski pilkada baru digelar Juni mendatang.
Warga berharap para kandidat dan tim sukses bisa menahan diri dan tidak melakukan provokasi satu sama lain. "Kalau kondisinya seperti ini, jelas kami was-was. Apalagi, ada kandidat yang sudah mengerahkan pendukung secara terang-terangan dalam jumlah besar," kata seorang warga Pangkajene.


Akitivis Demo
Kepada Tribun, Nur mengaku terlambat turun ke lantai satu menemui para "tamu" itu karena sedang asyik SMS di lantai dua rumahnya.
"Ada beberapa orang yang memukul, tapi yang saya tahu dan ingat hanya Haji Saleh dan Usman Teppo. Yang lain saya tidak ingat," jelas Nur dengan suara yang bergetar karena mengaku wajahnya masih sakit kalau banyak goyang.
Setelah kejadian nahas itu, kediaman Nur dijaga sejumlah aparat kepolisian. Di Pangkep, Nur dikenal sebagai aktivis yang kerap memimpin demo.
Dia pernah ditahan beberapa hari di Polres Pangkep karena dilapor oleh mantan Bupati Pangkep Gaffar Patappe. Kala itu, Gaffar mengaku dicemarkan nama baiknya oleh Nur yang memimpin demo atas nama Forlak menuntut dugaan korupsi di Pangkep diusut.
Sehari sebelum "diserang", Nur memimpin aksi ke DPRD Pangkep. Di depan legislator, Nur meminta pihak berwenang mengusut dugaan korupsi yang ditengarai melibatkan Bupati Pangkep Syafrudin Nur.
Nur bahkan meminta KPK serius mengusut keterlibatan Syafrudin dalam kasus mobil pemadan kebakaran (damkar) yang telah menyeret mantan Wali Kota Makassar Baso Amiruddin Maula ke balik jeruji besi.

Sumber: Tribun-Timur

0 komentar: